Monday, 11 November 2013


Sayang memang. Kita cuma punya waktu sehari di Fez. Padahal kota ini menawarkan banyak hal menarik. Istirahat semalam lumayan cukup untuk mengembalikan semangat post mabuk padang pasir. Untunglah Hannab cukup tanggap untuk nggak menghadirkan tajine dan couscous buat sarapan pagi. hehehe. Dengan senang hati kita melahap khobz alias moroccon bread dengan dicocol madu atau olive oil. Minumnya.. ya Moroccon Mint Tea tentunya!

Dengan waktu super sempit, Hannab mencoba membantu buatkan half day trip plan. Pagi keliling medina, siang ikut ke pasar dan makan siang. Katanya sih, mending keliling Medina pagi-pagi sebelum terlalu ramai dan pusing berisik. Tadinya kita mau beli peta, mengingat jalanan di dalam medina sudah mirip banget dengan benang kusut. Tapi kata Hannab, ngga perlu. Kebanyakan peta itu palsu dan nggak benar. Alih-alih, Hannab sudah panggil seorang bapak tua yang siap mengantarkan kita keliling Fez el Bali. Keputusan yang tepat, biar kita nggak usah mikir, debat atau diskusi.Yang pertama, kita mampir dulu ke Madrasa Al-Attarin. 




0

Bukaaan. Bukan saya yang jatuh cinta dengan cowok Maroko. Ini cerita intermezzo saja. Driver kami, Abdelillah bisa ngobrol ditelepon berjam-jam sambil nyetir. Kalau dia bicara dengan bahasa Perancis, sedikit-sedikit saya bisa menangkap intinya. Tapi kalau sudah dicampur aduk dengan bahasa Arab, saya jadi mengarang bebas saja. Ada moment-moment dimana dia sangat gembira bicara dengan seorang wanita. Pakai senyum-senyum dan ketawa. Saya pikir itu istrinya. Tapi pas saya nanya " vous etez marie?" dia geleng kepala. "Je suis divorce". Dan kitapun jadi bertanya-tanya, siapakah perempuan yang bikin suaranya riang dan mata berbinar-binar?

Pelan-pelan jawaban mulai terkuak. Bayangin aja, ketika di kota lain Abdelillah akan nyasar atau bingung sedikit dan telpon sana sini cari tahu jalan. Tapi di Fez, hmm.. si bapak ini sangat capcuss!. Ketika kita sebut Dar Naima  tempat menginap nanti, dengan mantap dia bilang I know!! Dalam waktu singkat pun kita langsung parkir di Fez el-Bali, the Old Medina. Seorang wanita cantik berkerudung dan mengenakan jeelaba biru menjemput kami di gerbang Medina. Oh, ini toh?? Muka Abdelillah langsung bersemu merah ketika kita godain. Ciee.. ciee..!!


With Hannab. Super nice host!

Meskipun sama-sama berkonsep medina, tapi penampakan Fez sungguh jauh berbeda dengan Marakesh. Sentuhan modern masih sangat minim di sini. Hannab, si perempuan cantik berjeelaba biru ini dengan bangganya bercerita kalau Fez adalah kota tertua di Maroko. Usianya sekitar 600 tahun. Setua itu pula usia bangunan Dar Naima. Wowww!! Sebagai salah satu heritage city UNESCO, semua bangunan tua diperpertahankan dan diperbaharui dengan menjaga keaslian.


The small aisle, the mule and the suddenly nice entrance to a mosque. A lot of surprises in these small little path. Slow down and you'll see more!

0

Sunday, 10 November 2013

Yeay!!! Inilah yang ditunggu-tunggu. Cobain pengalaman baru. Lihat pasir segunung rasanya wow banget. Biar trip lebih tematik, kita sampai bela-belain buat mampir ke toko jeelaba dan membeli kostum yang sesuai dengan tema padang pasir. Gurun Erg Chebi yang akan kami lewati ini merupakan salah satu pintu gerbang Gurun Sahara yang terbentang di sepanjang Afrika. Karena masih dekat dengan daratan, jadi masih ada kehidupan lah.

Sampai di hotel Auburg du Sud, kami langsung siap-siap ganti kostum. Staff hotel memperkenalkan kami dengan Hasan yang akan menjadi pemandu jalan, sekaligus mengingatkan.. Mbak-Mas, tolong jangan lelet karena unta-nya udah mau jalan dan kita harus mengejar sunset. Ayo.. tarik mang!!!









0

"The beauty of travelling is going to places that makes you realise that there's something bigger out there than just what we see or experience daily"

Hal itu mungkin nggak akan saya sadari kalo saya nggak travel bareng geng geologist bawel ini. Menatap keluar jendela mobil, sudut pandang saya adalah cantiknya pemandangan bukit batu dan membayangkan kehidupan kasbah di baliknya. Dengan panorama minim pepohonan ini saya berpikir kenapa ngga ada warung the botol yang pastinya akan laris manis. Sementara, buat geng geologist di samping saya, gunung batu ini sesuatu banget!! 

Dades du Gorges.. the name that says it all.


0

Author