Bukaaan. Bukan saya yang jatuh cinta dengan cowok Maroko. Ini cerita intermezzo saja. Driver kami, Abdelillah bisa ngobrol ditelepon berjam-jam sambil nyetir. Kalau dia bicara dengan bahasa Perancis, sedikit-sedikit saya bisa menangkap intinya. Tapi kalau sudah dicampur aduk dengan bahasa Arab, saya jadi mengarang bebas saja. Ada moment-moment dimana dia sangat gembira bicara dengan seorang wanita. Pakai senyum-senyum dan ketawa. Saya pikir itu istrinya. Tapi pas saya nanya " vous etez marie?" dia geleng kepala. "Je suis divorce". Dan kitapun jadi bertanya-tanya, siapakah perempuan yang bikin suaranya riang dan mata berbinar-binar?
Pelan-pelan jawaban mulai terkuak. Bayangin aja, ketika di kota lain Abdelillah akan nyasar atau bingung sedikit dan telpon sana sini cari tahu jalan. Tapi di Fez, hmm.. si bapak ini sangat capcuss!. Ketika kita sebut Dar Naima tempat menginap nanti, dengan mantap dia bilang I know!! Dalam waktu singkat pun kita langsung parkir di Fez el-Bali, the Old Medina. Seorang wanita cantik berkerudung dan mengenakan jeelaba biru menjemput kami di gerbang Medina. Oh, ini toh?? Muka Abdelillah langsung bersemu merah ketika kita godain. Ciee.. ciee..!!
Meskipun sama-sama berkonsep medina, tapi penampakan Fez sungguh jauh berbeda dengan Marakesh. Sentuhan modern masih sangat minim di sini. Hannab, si perempuan cantik berjeelaba biru ini dengan bangganya bercerita kalau Fez adalah kota tertua di Maroko. Usianya sekitar 600 tahun. Setua itu pula usia bangunan Dar Naima. Wowww!! Sebagai salah satu heritage city UNESCO, semua bangunan tua diperpertahankan dan diperbaharui dengan menjaga keaslian.
Entah karena Abdelilla atau emang aslinya begitu, Hannab sangat baik dan ramah. Begitu sampai di Dar Naima, dia mengajak kita naik ke rooftop. Melihat labyrinth jalan-jalan kecil penghubung media dari atas sembari menanti senja turun. Tentunya ditemani dengan Moroccon tea dan kudapannya kali ini adalah Coconut Pie. Kata Hannab, sore hari itu saatnya orang-orang Fez faire un promenade alias ngabuburit jalan-jalan sore. Apalagi cuacanya bagus banget. Ngga panas dan nggak dingin. Nggak mau kalah, kita pun langsung nyolot aja.. we also want faire un promenade sambil melirik ke Abdelillah yang dengan antusias menyambut ajakan kami! Ya iya lahh!
Sebagai host, Hannab sangat helpful. Dia mengusulkan beberapa ide-ide cemerlang buat malam nanti. Sayang aja, tamu-tamunya ini udah mabuk padang pasir. Ide wisata kuliner langsung kita tolak begitu tahu menu utama Tajine. No more tajine or couscous. Lidah mulai mencari rasa yang familiar. Dengan cerdas, Hannab langsung samber.. ada mall baru buka! Modern! KFC!! Mata kita langsung berbinar-binar gembira bukan kepalang. Mall di Maroko.. bayangin! Akhirnya! Bukan cuma baru buka, Borj Fez juga merupakan mall modern pertama di Fez. Dan satu-satunya mall dengan eskalator. Happening banget. Orang-orang pada datang untuk mencoba naik turun eskalator. Sementara, buat kita mall ini adalah oase. Setelah sekian hari di daerah yang sangat berbeda cuaca, lanskap, makanan, budaya, semua panca indra mulai mencari sesuatu yang familiar. Begitu pesanan KFC datang, bisa loh kita langsung terdiam seribu basa. Pertama karena senang dapat makanan yg akrab di lidah. Kedua takjub karena.. ayam-nya guede banget bok! Langsung nyadar, this is Morocco!
---------------
INFO:
Dar Naima Homestay
7 Ferrane Kouicha Talaa Kbira, 30000 Fès
www.darnaima-fes.com
darnaima-fes@gmail.com
Pelan-pelan jawaban mulai terkuak. Bayangin aja, ketika di kota lain Abdelillah akan nyasar atau bingung sedikit dan telpon sana sini cari tahu jalan. Tapi di Fez, hmm.. si bapak ini sangat capcuss!. Ketika kita sebut Dar Naima tempat menginap nanti, dengan mantap dia bilang I know!! Dalam waktu singkat pun kita langsung parkir di Fez el-Bali, the Old Medina. Seorang wanita cantik berkerudung dan mengenakan jeelaba biru menjemput kami di gerbang Medina. Oh, ini toh?? Muka Abdelillah langsung bersemu merah ketika kita godain. Ciee.. ciee..!!
 |
| With Hannab. Super nice host! |
Meskipun sama-sama berkonsep medina, tapi penampakan Fez sungguh jauh berbeda dengan Marakesh. Sentuhan modern masih sangat minim di sini. Hannab, si perempuan cantik berjeelaba biru ini dengan bangganya bercerita kalau Fez adalah kota tertua di Maroko. Usianya sekitar 600 tahun. Setua itu pula usia bangunan Dar Naima. Wowww!! Sebagai salah satu heritage city UNESCO, semua bangunan tua diperpertahankan dan diperbaharui dengan menjaga keaslian.
 |
| The small aisle, the mule and the suddenly nice entrance to a mosque. A lot of surprises in these small little path. Slow down and you'll see more! |
Entah karena Abdelilla atau emang aslinya begitu, Hannab sangat baik dan ramah. Begitu sampai di Dar Naima, dia mengajak kita naik ke rooftop. Melihat labyrinth jalan-jalan kecil penghubung media dari atas sembari menanti senja turun. Tentunya ditemani dengan Moroccon tea dan kudapannya kali ini adalah Coconut Pie. Kata Hannab, sore hari itu saatnya orang-orang Fez faire un promenade alias ngabuburit jalan-jalan sore. Apalagi cuacanya bagus banget. Ngga panas dan nggak dingin. Nggak mau kalah, kita pun langsung nyolot aja.. we also want faire un promenade sambil melirik ke Abdelillah yang dengan antusias menyambut ajakan kami! Ya iya lahh!
 |
| Love is in the air! Fez in transition. The younger generation is getting more relax to hang out with opposite sex. Just like anywhere in the globe, sunset time is always the best moment to spend together. Especially with romantic view of Fez city from the top hill. |
 |
| Fez panoramic view from Merenidz Tomb |
 |
| Cultural life is intensifying as the sunset down. From the sound of praying calls, then the start of art performance in the center of medina. We can see sufi dance and Moroccon traditional music for free. |
 |
| Borj Fez. The new modern landmark. |
INFO:
Dar Naima Homestay
7 Ferrane Kouicha Talaa Kbira, 30000 Fès
www.darnaima-fes.com
darnaima-fes@gmail.com
No comments:
Post a Comment