Sebagai pecinta film, Ouarzazate adalah tempat yang saya tunggu. Pasalnya, kota ini merupakan pemilik salah satu studio film terbesar dan banyak menerima orderan dari Hollywood yaitu Atlas Studio. Senyum mengembang ketika mobil masuk ke area lobby studio. Dari luar tampak kolam renang dan ruang tunggu yang teduh. Usai membeli tiket, kami duduk manis di lobby menikmati semilir AC yang dingin. Tiketnya lumayan murah 50 DHM atau setara dengan 60 ribu rupiah. Duapuluh menit, kami menunggu sambil mengharap tour kali ini banyakan indoor dan ber-AC juga. Ini tentunya harapan semu ya. Semua setting, props dan lokasi syuting adanya di padang pasir terbuka. Jeng jeng…. siap-siap pingsan!
Dengan kavling yang sangat luas, Atlas Studio menyediakan tempat yang bisa disulap menjadi apa saja. Produser film tinggal kasih brief tentang setting lokasi-nya. Atlas Studio kemudian akan membuatkan dummy kota, desa, pasar atau istana dari gipsum bongkar pasang. Kalo dilihat dari dekat sih lumayan acak adul. Tapi tentunya, semua itu akan di olah secara digital yang hasil akhirnya adalah film-film dengan latar belakang yang spektakular. Beberapa area sudah didesign sedemikian rupa, menjadi miniatur Tibet, Egypt, Romawi.. sehingga untuk film-film dengan latar belakang jaman pertengahan tetap bisa menggunakan setting yang sudah ada. Tinggal di touch up sedikit. Jadinya, biaya film bisa ditekan 30%-50%.
setting lokasi untuk film Kundun |
setting ini dipakai di beberapa film: Lawerence of Arabia dan Prince of Persia. Tinggal di cat ulang kalau ada orderan lagi |
Catapult yang dipakai di film Gladiator dan juga Asterix Obelix Mission Cleopatra |
Film vs aslinya :) |
Tour ini lumayan seru. Kita nggak cuma melihat benda-benda memorabilia. Tapi mas tour guide juga menjelaskan trik-trik yang dilakukan dikala syuting untuk membuat gambar menjadi tampak besar, megah dan mewah. Paling banyak memang permainan optik, sayangnya nggak ditunjukkan contoh demo-nya. Jadi kita hanya mereka-reka saja. Padahal bakalan seru banget tuh kalo ada.
Sebenarnya tour berdurasi 30 menit. Tapi pada saat yang bersamaan ada group dari National Geographic melakukan syuting dokumenter. Jadinya kita harus beberapa kali mengalah dan menunggu sampai mereka selesai syut. Sementara udara panasnya makin ngga tertahankan. Akhirnya kitapun ngabur dari tour yang belum selesai ini. hehehe.
No comments:
Post a Comment