Thursday, 1 August 2013

7 Things About Morocco: Gosip atau Fakta?

Duh, hampir sebulan lewat dari trip ke Maroko dan saya belum nulis apa-apa. Dasar pemalas! Baiklah..baiklah. Mumpung holiday mood sudah mulai merasuk, jadi kita pancing nulis lagi biar produktif.

Maroko…? Teman-teman hedon saya bertanya ngapain ke sana. Kenapa nggak ke Eropa saja? Kan tiket harganya sama. Alasan saya sih simple, ke Eropa sih bisa kapan saja. Nanti juga calon suami akan ajak bulan madu ke sana (cieee…!). Tapi mumpung masih muda, bertenaga, nggak ada beban.. lebih baik explore negara-negara yang sedikit susah. Dan serunya kan kali ini beramai-ramai dengan 4 teman lainnya. Persiapan menuju Maroko cukup kilat. Dalam waktu 3 minggu kita sudah langsung gerilya booking tiket, bikin itinerary, cari hotel dan mobil. Sepanjang hunting informasi, hampir di semua travel forum banyak sekali pertanyaan-pertanyaan soal amankan Maroko untuk women traveller. Hmm.. ada banyak gosip memang. Tapi saya coba jelaskan ya gosip vs fakta satu per satu.

#1. Orang Indonesia tidak perlu visa ke Maroko
   Ini adalah fakta sejati. Pembebasan visa untuk orang Indonesia ini merupakan hadiah khusus dari King Mohammed V buat Presiden Sukarno atas kunjungan pertama beliau ke Maroko di tahun 1960. Tampaknya bapak negara kita itu luar bisa dalam menjalin hubungan luar negeri. Tetangga bisa sayang banget. Ngga cuma visa yang di bebaskan, tapi juga dibuatkan nama jalan di Casablanca: Rue Soekarno. Proses imigrasi di Maroko cukup mudah dan simple, tidak ada form khusus yang harus di isi dan tidak harus mampir di visa on arrival juga.


#2. Perempuan harus berpakaian tertutup
    Nggak cuma perempuan, tapi juga laki-laki harus berpakaian tertutup dikala winter. Dingin soalnya. Haha.. maaf bercanda. Memang, Maroko 90% penduduknya beragama muslim. Tapi mereka cukup toleran untuk melihat pendatang bercelana pendek atau berbaju santai normal. Kita tidak harus berkerudung atau menggunakan jeelaba seperti mereka. Tentunya, etika paling dasar kalau kita harus menghormati budaya orang lain harus selalu dijalankan dimanapun berada. Artinya, kalo mau pakai celana pendek ya jangan yang hot pants ya. Apalagi kalau di dalam itinerary ada rencana mau masuk ke masjid atau makam orang terkenal.

#3. Tidak boleh kontak mata dengan pria Maroko
     Hal ini berlaku kalau kita ada di dalam bazaar. Karena begitu berkontak mata, mas-mas penjual akan dengan agresif-nya menawarkan barang dagangan. Tag line pembuka biasanya adalah… "Maddamme, you have Moroccon eyes.." sambil dengan manisnya mengajak kita masuk ke toko. Pria-pria pedagang ini dikenal negosiator yang sangat tangguh. Jadi siap-siap saja keluar toko sambil mengelus isi dompet yang sudah berkurang beberapa ratus dirham.
     Atau Anda menatap dengan pandangan kosong. Pria Maroko akan dengan manisnya bertanya " Where are you going, Maddamme". Lalu Anda diarahkan jalan sambil dia mengikuti Anda sampai tujuan dan berakhir sang pria minta uang rokok. 

#4. Perempuan tidak boleh duduk di cafe atau di club
     Mungkin itu peraturan dulu. Tapi di kota-kota besar seperti Marakesh dan Casablanca, perempuan bisa relax mau hang out dimana saja. Sedangkan di tempat-tempat yang lebih tradisional seperti Fez, Merzouga, perempuan tetap bisa ngafe, tapi di ruangan yang lebih tertutup. Sedangkan bagian outdoor lebih banyak di dominasi oleh pengunjung pria.

#5. Dilarang memotret orang
     Yang paling tepat, kita harus minta ijin kalau mau memotret wajah orang. Selain banyaknya turis yang suka tidak sopan langsung menodongkan lensa kamera mereka, Muslim di Maroko memegang erat salah satu ajaran Islam yang melarang orang untuk merekam atau menggambar benda-benda hidup. Menurut kepercayaan mereka, hal tersebut merupakan salah satu dosa. Jadi, sebaiknya kita menghormati ya :). Minta ijin dulu kalau memotret, karena sebagian penduduk Maroko juga sudah terbuka dan tidak keberatan untuk difoto. Tapi hati-hati juga kalo ada pemandangan eksotik seperti penduduk dengan pakaian khas, naik keledai, melakukan atraksi kesenian.. karena setelahnya, mereka akan meminta beberapa ratus dirham sebagai imbalan. nah, loh..

#6. Dingin sekali kalau malam dan panas sekail kalau siang
     Saya kebetulan datang di permulaan musim panas. Sebelum berangkat, saya coba check weather forecast di google. Tapi agak bingung juga karena masing-masing website memberikan info yang cukup extreem antara suhu 16 celcius sampai 35 celcius. Jadi biar aman, saya selipkan beberapa sweater dan long john di dalam koper. begitu sampai di Maroko, cuaca ternyata cukup bersahabat. Di daerah dingin dan malam hari, suhu berkisar antara 20-25 celcius. Baju panjang dan sweater cukup menghangatkan lah. Kalau siang, cuaca lumayan hangat di 25-30 celcius. Kecuali perjalanan di Merzouga menuju padang pasir, yang panasnya bikin kita berhalusinasi ketemu penjual es kelapa di pinggir jalan. Yang penting, jangan lupa minum yang banyak biar nggak dehidrasi.

#7. Tawar-Menawar
     Terkadang penjual akan terlihat marah atau berteriak dengan nada tinggi. Tapi sebenarnya itu hanya ekspresi mereka saja. Jadi sebaiknya ditanggapi dengan lucu. "Democratic price please…". Sama halnya dengan Taxi. Tidak ada taksi yang menggunakan argometer. Jadi kemampuan tawar menawar sangat diandalkan. Jadi gunakan trik menawar a la Mangga Dua. Mulai dari 30%-35% dari harga dan pelan-pelan dinaikin. Jangan cepat menyerah dan jangan terbuai sama rayuan gombal mas penjualnya ya :).

3 comments:

  1. Bagus juga tips2x nya..... Baru tau kalo ke Maroko bisa tanpa visa.....

    ReplyDelete
  2. Jadi berdasarkan pengalmaan kaka nih, ada second plan visit maroko lagi kah?

    ReplyDelete

Author