Tuesday, 7 May 2013

Good Girl Goes Surfing


Untuk keempat kalinya dibela-in ke Bali hanya untuk belajar surfing. Masih penasara gimana caranya menaklukan ombak. Sebenarnya keinginan untuk belajar sudah muncul dari dulu. Tapi sayangnya nyali pendek. Lebih banyak karena sungkan dan termakan pikiran negatif. Dunia surfing tampaknya liar dan kehidupan anak pantai ngga jauh-jauh dari drug, sex dan party. Paling ngga itu stereotype yang sering saya dengar dan saya cukup termakan karenanya.


Tapi, benar kata pepatah. Never try, never know. Modal nekat udah bulat, diniatin juga untuk terbang ke Bali dan ambil kelas surfing. Alasannya waktu itu juga pas banget. Setiap kali ultah, saya usahakan untuk mecoba sesuatu yang baru atau travelling ke tempat yang baru. Dengan begitu,saya jadi merasa muda terus!! Makanya tahun kemarin saya putuskan untuk menjadikan surfing as the new thing in my life. Blessing in surprise, nggak sengaja saya ketemu Daanish -- sahabat lama. Dia baru putus dari cowoknya dan perlu pelarian. hahaha. Jadilah kita berdua nekat nyemplung ke laut.



Surfing trip pertama dan kedua, saya ambil di kelas-nya Kiki yang berlokasi di Pantai Double Six Seminyak. Spot-nya persis di depan DeJa Vu Kitchen. Harga sangat pertemanan. IDR 250k untuk belajar surfing sepuasnya sehari. Kiki cukup sabar dan fun mengajarnya. Hari pertama beneran penuh perjuangan. Dimulai dengan pemanasan dan teori. Pertama, mengenali cara berdiri kita untuk menentukan kaki mana yang menjadi tumpuan utama. Kalo kaki kanan di sebut regular, kalo kaki kiri di sebut goofy. Saya masuk ke kategori kaki goofy sehingga kaki kiri akan selalu di posisi belakang sebagai tumpuan. Setelah pemanasan dan teori, kita nyebur ke laut untuk belajar berdiri. Seru banget!!! Tentunya harus nungsep beberapa kali hingga akhirnya berhasil berdiri stabil di atas board. Yipppeeee.

Yang seru dari kelas-nya Kiki, dia sering bikin bonfire party by the beach. Barengan dengan instruktur-instruktur surfing lainnya dan mengundang murid-muridnya. It was so much fun. Bonfire, music, beer and people from all around the globe. Berasanya kayak camping pertukaran pelajar jaman kuliah dulu. Kunci-nya cuma satu biar enjoy acaranya. Berani mingle!!

Surfing trip ketiga di bulan Maret lalu, saya coba instruktur baru. Pengin bedain gimana rasanya latihan dari formal surfing school vs beachboy. Saya register di Dekom, surfing school dari Jepang. Alasan: mereka lagi promo dengn harga super menarik! $28 all in. Saya daftar untuk dua hari. Niatnya, kalo memang cocok ya nanti lanjut. Yang asyik dari Dekom, kita benar-benar modal badan dan duit doang. Mereka sediakan penjemputan, handuk, wetsuit dan air mineral. Kelas dimulai dengan melihat DVD Surfing Basic selama 10 menit. Isinya kurang lebih sama dengan verbal theory yang saya dapat dari Kiki. Usai lihat DVD, baru deh kita nyebur ke laut. Ombak bulan Maret ini cukup besar dan nggak habis-habis. Jadinya beneran perlu usaha. Tapi serunya jadi banyak dapat ombak bagus :D. Saya dapat instruktur Evan. Untuk ukuran instruktur, dia-nya kurang bersemangat dan kurang antusias. Terpaksa deh saya banyakin observe surfer beneran dan coba-coba cara mereka. 2 hari cukup dehh…

Tapi saya masih punya sisa 3 hari di Bali. Dari ngobrol ke sana ke mari, saya berkenalan dengan Sandrine. Cewek Perancis yang sudah tinggal setahun di Bali dan mulai mahir surfing. Dia merekomendasikan untuk belajar surfing sama Jhon. Keesokan harinya saya sms John dan kita janjian mulai kelas jam 1.30pm. Lokasi spot-nya di Kuta Beach tepat di depan McDonald. Ternyata besoknya, John lagi kebanjiran murid. Barengan dengan saya ada 2 cewek Australia Kim dan Brook. Dan juga ada 1 cowok bule.. ngga kenalan sama yang ini :p. Biar belajarnya bisa fokus, Jhon memanggil teman instruktur yang lain, Angga-- yang kemudian jadi instruktur saya hari itu. Angga mengajari saya beberapa teknik paddling out. Yang ini jauh lebih sulit dari sekedar berdiri di atas papan. Tampaknya saya masih harus banyak berlatih berenang gaya punggung biar paddle-nya bisa kuat. So far saya cukup happy dengan cara Angga mengajar. Dia penuh semangat dan energi seperti ngga ada habisnya. 

Hari berikutnya, belajar dengan Jhon. Paddling out mulai membaik. Tapi memang harus banyak latihan dan build muscle strength. Jhon mengajak saya untuk belajar ambil ombak biru -- dengan kata lain adalah ombak yang belum jadi. Sehingga kita harus membaca arus laut dan memperkirakan kapan dia akan naik menjadi ombak. Susah banget!  Di sini pe-er-nya banyak sekali. Mendapatkan timing yang tepat kapan paddling dan kapan berdiri di papan beneran nggak gampang. Dari setengah hari di laut, saya cuma berhasil 2x. Hmmm.. next time has to be better!! Plus, kali ini saya kembali dapat bonus baret-baret dan memar di lutut dan paha sebagai hasil dari jungkir balik dari papan surfing.


INFO:
- Kiki Surfing Lesson : Double Six Beach, di depan De Ja Vu Kitchen 
- Jhon Surfing Lesson : (http://smillingjhon.blogspot.com/) - +62 857 397 65 840 
- Dekom Surfing School : (http://www.dekomsurf.com/) - + 62 85 857 029 925

No comments:

Post a Comment

Author