Sunday 10 November 2013

Morroco: Kisah si Nenek Cantik Dades du Gorges

"The beauty of travelling is going to places that makes you realise that there's something bigger out there than just what we see or experience daily"

Hal itu mungkin nggak akan saya sadari kalo saya nggak travel bareng geng geologist bawel ini. Menatap keluar jendela mobil, sudut pandang saya adalah cantiknya pemandangan bukit batu dan membayangkan kehidupan kasbah di baliknya. Dengan panorama minim pepohonan ini saya berpikir kenapa ngga ada warung the botol yang pastinya akan laris manis. Sementara, buat geng geologist di samping saya, gunung batu ini sesuatu banget!! 

Dades du Gorges.. the name that says it all.


Kata mereka, Maroko merupakan salah satu negara paling kaya dari sisi geodiversity. Gunung-gunung batu di kanan kiri kami, menyimpan catatan sejarah pergerakan bumi dan bagaimana daratan terbentuk menjadi 5 benua. Dulunya, bumi berbentuk sekumpulan daratan. Tapi karena pergerakan dan benturan tektonik, pelan-pelan daratan menjauh. Pegunungan Anti-Atlas merupakan salah satu yang tertua, terbentuk dari benturan terbesar pertama di jaman Paleozic 300 juta tahun lalu yang juga memisahkan Amerika Utara, Eropa dan Afrika. Benturan kedua terjadi 235 juta tahun setelahnya. Mengangkat dasar laut ke permukaan dan membentuk pegunungan Atlas. Wow!! saya ternganga takjub! Kalo demikian ceritanya, Dades Gorges di depan saya tentunya adalah si nenek cantik berusia jutaan tahun. 


Ada hotel di balik batu!
Berada di antara dua tebing karang raksasa, rasanya campur aduk antara merasa kagum sekaligus kecil. Literally kecil! Kebayang kalo kita hidup di jaman itu, saya ngga tau apakah akan menjadi bagian yang terangkat ke atas atau ikut tenggelam ke dasar laut seperti di cerita benua atlantis. Salah satu yang terangkat ke permukaan juga adalah sungai Dades yang memberi kesuburan daerah ini. Berjuta-juta tahun mengalir diantara bebatuan. Perlahan mengikis, yang akhirnya sekarang malah menjadikan bukit ini terbelah dua.  Padahal kalo lihat sungai-nya sendiri kalem gemericik. Nggak nyangkai kalau efeknya sampai se-dahsyat ini!

Keluar dari Dades, makin dekat kita ke gurun. Nah, makin banyak deh pelajaran geologi-nya. Apalagi pakai acaranya mampir ke pengrajin bebatuan di daerah Erfoud. Kalo saya sibuk shopping cari souvenir, si geologis malah sibuk ngajak abang-abang penjaga toko berdiskusi tentang fosil dan batu-batuan. Pengrajin ini mengambil batu-batuan dari dasar gurun dan kemudian dipotong, dipoles dan dijadikan berbagai macam kerajinan seperti meja, wastafel, patung. Hampir semuanya menampilkan fosil binatang laut yang terangkap di dalam batu seperti sejenis udang, kerang atau siput. Cantik!









No comments:

Post a Comment

Author